UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP RESIKO DAN BAHAYA PEKERJA LABORATORIUM KEMENTERIAN PERTANIAN
Oleh :
drg.Rinati
Adrin.SpKGA, dr. May Simbolon, dr. Fenti, dr. Yuyun, Yuli Yudiani Amd.
PENDAHULUAN
Keselamatan
dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan
cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan
para pekerja. Pengendalian ditujukan
kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat pekerjaan, pencegahan
kecelakaan dan penserasian peralatan kerja baik mesin atau instrument dan
karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaaan tersebut. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tenaga kerja
akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.
Keselamatan
dan kesehatan kerja harus mendapat perhatian yang serius dari pihak manapun
yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Alasannya adalah angka kecelakaan kerja ternyata
cukup mengejutkan, sebagai contoh di Amerika dalam satu tahun
terakhir telah tercatat 6200 orang meninggal dan 6,5 juta terluka akibat
kecelakaan kerja. Ini berarti lebih dari 8 kasus per 100 pekerja mengalami
kecelakaan pada saat bekerja. Bahkan angka ini diyakini dapat lebih besar
dari angka yang dilaporkan.
Kementrian
Pertanian memiliki banyak Unit Pelayanan
Teknis (UPT) yang mana didalamnya terdapat fasilitas laboratorium yang mempunyai potensi resiko dan bahaya untuk
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Safety Hazards Accidents in the laboratory are often the result of
carelessness or ignorance either by you or by your neighbors.Kecelakaan
di laboratorium sering terjadi akibat dari kelalaian atau ketidaktahuan pekerja
terhadap potensi resiko dan bahaya di lingkungan tempat kerja. Kecelakaan
yang sering terjadi adalah kebakaran, ledakan, kimia dan luka bakar termal,
terkena potongan dari pecahan kaca tabung dan termometer, penyerapan bahan
beracun, bahan kimia non korosif melalui kulit, dan menghirup gas beracun.
Resiko
adalah kemungkinan terjadinya
kecelakaan/kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. Potensi bahaya ( hazzard ) adalah suatu
keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa
cidera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang tlah
ditetapkan. (Depnaker, 2004)
Tujuan
mengenal adanya potensi dan bahaya di laboratorium adalah untuk mengurangi paparan pekerja terhadap
sumber bahaya, sehingga tercapai tingkat paparan dibawah tingkat yang
membahayakan yang dapat meningkatkan produktifitas kerja, peningkatan efisiensi
biaya dan peningkatan citra instansi.
PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Kesehatan
dan Keselamatan kerja di laboratorium mempunyai pengertian “upaya menjaga
kesehatan dan keselamatan di laboratorium dengan bekerja secara aman dalam
melakukanpekerjaan sehinggapekerja sehat, selamat, produktif dan sejahtera ”.
Menurut WHO tahun 1996 : pengertian Kesehatan
Kerja adalah”” upaya perlindungan dan peningkatan kesehatan pekerja melalui
pencegahan, pengendalian penyakit akibat kerja, kecelakaan, eliminasi
factor-faktor pekerjaan dan kondisi yang berbahaya terhadap kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja”. Keselamatan
Kerja menurut UU no 1/1970 adalah “upaya mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan yang paa umumnya menyebabkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda
bagi pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya.
SUMBER
BAHAYA YANG BERPOTENSI MENGGANGGU
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS LABORATORIUM
Gangguan
kesehatan dan keselamatan bagi petugas laboratorium seringkali tidak dianggap
penting oleh para pekerja yang sedang bertugas. Padahal ancaman dari sumber bahaya
dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan keselamatan yang pekerja tersebut. Dibawah
ini telah dikelompokkan beberapa ancaman bahaya yang berasal dari beberapa
faktor:
1. Faktor
kimia
2. Faktor
biologi
3. Faktor
fisik
4. Factor ergonomic
5. Factor
Psikososial
Ad.1.
Faktor Kimia
Penggolongan bahan kimia dibawah ini
berdasarkan tingkat bahayanya:
a. Bahan
kimia yang mengakibatkan gangguan kesehatan.
Bahan
yang bersifat karsinogen (menimbulkan kanker), toksik, iritan, sensitizer dan
merusak organ tubuh seperti : tetrachloromethane, amoniak, karbon monoksida,
sianida, silica, serbuk asbes dan lain-lain. Bahan kimia formaldehid dengan
konsensentrasi diatas lebih dari 2ppm ( surat edaran no SE 02/Menraker/1978
)dapat menimbulkan gangguan pada pekerja seperti iritasi mata,hidung dan
tenggorokan. Bau spesifik telah tercium pada konsentrasi 0,5 ppm
b. Bahan
kimia mudah terbakar
Contohnya
natrium, uranium, TNT,Strontium, eter, alcohol, benzene dan lain lain. Bahan
kimia spiritus pernah meledak di laboratorium unpad.
c. Bahan
kimia mudah meledak
Contohya
azida, asam perklorat, asam pikrat dan lain-lain
d. Bahan
kimia dengan sifat khusus
Bahan
kimia ini mempunyaisifat seperti oksidator, reaktif terhadap air, reaktif
terhadap asam dan bahan radioaktif contohnya peroksida, H2SO4, HNO3 pekat.
Ad.2 Faktor
Biologi
Gangguan kesehatan dapat terjadi karena
adanya mikroorganisme berupa
bakteri, virus, jamur, parasit yang
merupakan bahan bahan yang sering
ditemui dilaboratorium.
Penggolongan dibawah ini berdasarkan
kelompok resiko.
a. Miroorganisme
kelompok resiko satu : artinya tidak menimbulkan resiko
atau rendah untuk individu dan
masyarakat.
b. Miroorganisme
kelompok resiko dua : artinya mempunyai resiko sedang untuk individu dan resiko
terhadap masyarakat
c. Miroorganisme
kelompok resiko tiga: artinya mempunyai resiko tinggi untuk individu dan rendah
untuk masyarakat.
d. Miroorganisme
kelompok resiko empat : artinya mempunyai resiko tinggi untuk individu dan
masyarakat.
Ad.3.
Faktor Fisik
a. Pencahayaan
Kurang nya cahaya ditempat kerja mengakibatkan
kelelahan pada mata. Keluhan lainnya iritasi mata, sakit kepala, penglihatn
terganggu dst.
b. Panas
Suhu udara nyaman di Indonesia sekitar 26-28 C dan
kelembaban 560-70%. Efek panas pada ruangan dapat menyebabkan heat syncope.C
c. Getaran
Akibat dari getaran yang berat dapat menimbulkan
penyakit Raynaud atau white Finger “ gejalanya rasa kesemutan pada jari tangan
pada waktu bekerja dan sesaat setelah berhenti bekerja.
d. Hewan
Bahayanya di gigit hewan, transmisi penyakit dan
reaksi alergi
e. Radiasi
Radiasi aa dua radiasi pengion dan non pengion ( tanpa
pelepasan electron)
Ad.4.
Faktor ergonomic
Postur kerja yang tidak baik atau
janggal dapat menyebabkan cedera
tulang belakang, keseleo, peradangan jaringan lunak.
Ad.5.
Psikososial
Gangguan berupa stress, beban kerja
yang berlebihan atau kurang,
tekanan waktu, konflik peran, hubungan
kerja dengan atasan atau teman
kerja yang kurang baik. Gejala stress
berupa depresi, anxietas, sakit
kepala, kelelahan, perubahan perilaku.
SARAN
PENCEGAHAN UNTUK DAPAT TERHINDAR DARI BAHAYA KESELAMATAN DARI FAKTOR-FAKTOR
TERSEBUT DI ATAS
1. Faktor
kimia
Bahan
kimia adalah bahan yang berbahaya dapat menyebabkan kebakaran, peledakan. Oleh
karena itu kepada pekerja laboratiorium di haruskan mengenal bahaya dari bahan
kimia yang digunakan dan mengikuti prodosedur kerja yang benar.
Untuk
menghindari bahaya bahaya yang tersebut diatas di bawah ini hal yang perlu
dilakukan adalah:
a. Untuk
menghindari Kebakaran
Disetiap laboratorium seharusnya tersedia air. Jangan
dekatkan atau jangan meletakkan bahan yang mudah terbakar dekat dengan api
seperti bensin, spiritus. Hindari penempatan uap eter, aseton, benzene pada
tabung elemeyer yang terbuka karena uap tersebut akan keluar dan bila ada api
atau percikan dapat menimbulkan kebakaran
b. Untuk
menghindari Ledakan
Pada pekerjaan yang mengeluarkan panas jangan
menggunakan system tertutup pada saat penyulingan atau melakukan reaksi kimia.
Gunakan tata cara yang telah ditentukan oleh Standar Operasi Prosedur untuk
menghindari terjadinya ledakan/ pecah pada tabung reaksi yang dapat menyebabkan
bahaya pada pekerja.
c. Thermal
burn / luka bakar
Bahan kimia organic seperti asam basa, asam halide,
feno, bersifat korosif pada mata dan
beracun. Bila tertumpah di atas meja harus segera di bersihkan. Hati hati
dengan penggunaan hot plate atau alat-alat yang dalam keadaan sangat panas
karena dapat menyebabkan luka bakar bila tersentuh kulit.
d. Penyerapan
bahan kimia
Jauhkan bahan kimia dari kulit. Karena penyerapan
bahan kimia melalui kulit dapat menyebabkan paparan reaksi alergian serius.
Paparan nya berulang – ulang dapat berlanjut ke dermatitis berat. Saat bekerja
dilaboratorium disarankan tangan tidak menyentuh wajah atau mata. Selalu
gunakan sarung tangan pada saat bekerja dilaboratorium. Hati-hati sarung tangan
hanya memberikan perlindungan sementara. Ada beberapa bahan kimia yang
permeable oleh karena itu pastikan anda mencuci tangan kembali setelah sarung
tangan di buka.
e. Inhalasi
bahan kimia
Jauhkan hidung dari bahan kimia. Senyawa seperti
asetil chloride akan mengganggu selaput mata, hidung, tenggorokan dan
paru-paru. Sedangkan benzyl chloride dapat menyebabkan iritasi mata yang parah.
Gunakan MSDS ( Material safety data sheets) yang tersedia pada DICIS untuk
mencari informasi tentang keamanan zat yang digunakan. Gunakan masker penutup
hidung selama bekerja.
f. Penelanan
bahan kimia
Yang sering terjadi yaitu tidak sengaja menelan bahan
kimia berbahaya dengan menggunakan pipet, makanan yan dimakan tercemar bahan
kimia berbahaya. Untuk menghindarinya : pipet yang digunakan di laboratorium
harus menggunakan lampu isap untuk mentransfer bahan kimia. Jangan gunakan
mulut untuk menghisap bahan kimia. Cucilah tangan sebelum makan atau minum.
Janagna makan atau minum di laboratorium. Jangan menggunakan garam, gula,
alcohol, bikarbonat yang ada di dilaboratorium untuk dimakan/diminum karena
kemungkinan telah terkontaminasi. Peralatan laboratorium jangan digunakan untuk
wadah makan. Jangan menyimpan makanan atau minuman bersamaan dengan dengan
bahan kimia di dalam satu lemari es.
2. Faktor
Biologi
3. Faktor
Fisik
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Keselamatan
kerja laboratorium
2. Muchtariadi.
Keselamatan kerja dilaboratorium. Unpad. Indonesi
3. Yudiani Yuli. Kesehatan dan keselamatan
Kerja di laboratorium. Jakarta
4. Sugiharti Sri. Manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja di
laboratorium. Pusat Litbang Depkes.
Jakarta
5.Laboratorium Biosafety Level 3 Balai
besar karantina Pertanian Surabaya.
6.Nania Evi. Resiko pemejanan formaldehid
sebagai bahan pengawet tekstil
dilingkungan kerja. Bag. Kesehatan
Lingkungan FKM USU. Medan. 2004
7. ChemLab.Keamanan
dan keselamatan kerja di lab.http/translate.gooogleusercontent.com
Menarik sekali artikelnya
ReplyDelete