Thursday 12 July 2012

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP RESIKO DAN BAHAYA PEKERJA LABORATORIUM KEMENTERIAN PERTANIAN


UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP RESIKO  DAN BAHAYA PEKERJA LABORATORIUM KEMENTERIAN PERTANIAN


Oleh :
drg.Rinati Adrin.SpKGA, dr. May Simbolon, dr. Fenti, dr. Yuyun, Yuli Yudiani Amd.


PENDAHULUAN
 Description: dot_clear
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian  ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat pekerjaan, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja baik mesin atau instrument dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaaan tersebut. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Keselamatan dan kesehatan kerja harus mendapat perhatian yang serius dari pihak manapun yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Alasannya adalah angka kecelakaan kerja ternyata cukup mengejutkan, sebagai contoh di Amerika dalam satu tahun terakhir telah tercatat 6200 orang meninggal dan 6,5 juta terluka akibat kecelakaan kerja. Ini berarti lebih dari 8 kasus per 100 pekerja mengalami kecelakaan pada saat bekerja. Bahkan angka ini diyakini dapat lebih besar dari angka yang dilaporkan.

Kementrian Pertanian memiliki  banyak Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang mana didalamnya terdapat fasilitas laboratorium yang  mempunyai potensi resiko dan bahaya untuk terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Safety Hazards Accidents in the laboratory are often the result of carelessness or ignorance either by you or by your neighbors.Kecelakaan di laboratorium sering terjadi akibat dari kelalaian atau ketidaktahuan pekerja terhadap potensi resiko dan bahaya di lingkungan tempat kerja. Kecelakaan yang sering terjadi adalah kebakaran, ledakan, kimia dan luka bakar termal, terkena potongan dari pecahan kaca tabung dan termometer, penyerapan bahan beracun, bahan kimia non korosif melalui kulit, dan menghirup gas beracun.

Resiko adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.  Potensi bahaya ( hazzard ) adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa cidera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang tlah ditetapkan. (Depnaker, 2004)

Tujuan mengenal adanya potensi dan bahaya di laboratorium adalah untuk mengurangi paparan pekerja terhadap sumber bahaya, sehingga tercapai tingkat paparan dibawah tingkat yang membahayakan yang dapat meningkatkan produktifitas kerja, peningkatan efisiensi biaya dan peningkatan citra instansi.



PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Kesehatan dan Keselamatan kerja di laboratorium mempunyai pengertian “upaya menjaga kesehatan dan keselamatan di laboratorium dengan bekerja secara aman dalam melakukanpekerjaan sehinggapekerja sehat, selamat, produktif dan sejahtera ”. Menurut WHO tahun 1996 : pengertian Kesehatan Kerja adalah”” upaya perlindungan dan peningkatan kesehatan pekerja melalui pencegahan, pengendalian penyakit akibat kerja, kecelakaan, eliminasi factor-faktor pekerjaan dan kondisi yang berbahaya terhadap kesehatan dan keselamatan di tempat kerja”. Keselamatan Kerja menurut UU no 1/1970 adalah “upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan yang paa umumnya menyebabkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya.



SUMBER BAHAYA  YANG BERPOTENSI MENGGANGGU KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS LABORATORIUM

Gangguan kesehatan dan keselamatan bagi petugas laboratorium seringkali tidak dianggap penting oleh para pekerja yang sedang bertugas. Padahal ancaman dari sumber bahaya dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan keselamatan yang pekerja tersebut. Dibawah ini telah dikelompokkan beberapa ancaman bahaya yang berasal dari beberapa faktor:
  1.     Faktor kimia
  2.     Faktor biologi
  3.     Faktor fisik
  4.     Factor ergonomic
  5.     Factor Psikososial

Ad.1. Faktor Kimia
    
     Penggolongan bahan kimia dibawah ini berdasarkan tingkat bahayanya:

  a.      Bahan kimia yang mengakibatkan gangguan kesehatan.
Bahan yang bersifat karsinogen (menimbulkan kanker), toksik, iritan, sensitizer dan merusak organ tubuh seperti : tetrachloromethane, amoniak, karbon monoksida, sianida, silica, serbuk asbes dan lain-lain. Bahan kimia formaldehid dengan konsensentrasi diatas lebih dari 2ppm ( surat edaran no SE 02/Menraker/1978 )dapat menimbulkan gangguan pada pekerja seperti iritasi mata,hidung dan tenggorokan. Bau spesifik telah tercium pada konsentrasi 0,5 ppm
  b.     Bahan kimia mudah terbakar
Contohnya natrium, uranium, TNT,Strontium, eter, alcohol, benzene dan lain lain. Bahan kimia spiritus pernah meledak di laboratorium unpad.
  c.      Bahan kimia mudah meledak
Contohya azida, asam perklorat, asam pikrat dan lain-lain
  d.     Bahan kimia dengan sifat khusus
Bahan kimia ini mempunyaisifat seperti oksidator, reaktif terhadap air, reaktif terhadap asam dan bahan radioaktif contohnya peroksida, H2SO4, HNO3 pekat.

Ad.2 Faktor Biologi
        Gangguan kesehatan dapat terjadi karena adanya mikroorganisme berupa
        bakteri, virus, jamur, parasit yang merupakan bahan bahan yang sering
        ditemui dilaboratorium.
        Penggolongan dibawah ini berdasarkan kelompok resiko.
a.      Miroorganisme kelompok resiko satu : artinya tidak menimbulkan resiko
             atau rendah untuk individu dan masyarakat.
b.     Miroorganisme kelompok resiko dua : artinya mempunyai resiko sedang untuk individu dan resiko terhadap masyarakat
c.      Miroorganisme kelompok resiko tiga: artinya mempunyai resiko tinggi untuk individu dan rendah untuk masyarakat.
d.     Miroorganisme kelompok resiko empat : artinya mempunyai resiko tinggi untuk individu dan masyarakat.

Ad.3. Faktor Fisik
a.      Pencahayaan
Kurang nya cahaya ditempat kerja mengakibatkan kelelahan pada mata. Keluhan lainnya iritasi mata, sakit kepala, penglihatn terganggu dst.
b.     Panas
Suhu udara nyaman di Indonesia sekitar 26-28 C dan kelembaban 560-70%. Efek panas pada ruangan dapat menyebabkan heat syncope.C
c.      Getaran
Akibat dari getaran yang berat dapat menimbulkan penyakit Raynaud atau white Finger “ gejalanya rasa kesemutan pada jari tangan pada waktu bekerja dan sesaat setelah berhenti bekerja.
d.     Hewan
Bahayanya di gigit hewan, transmisi penyakit dan reaksi alergi
e.      Radiasi
Radiasi aa dua radiasi pengion dan non pengion ( tanpa pelepasan electron)

Ad.4. Faktor ergonomic
        Postur kerja yang tidak baik atau janggal dapat menyebabkan cedera
        tulang belakang, keseleo, peradangan jaringan lunak.

Ad.5. Psikososial
         Gangguan berupa stress, beban kerja yang berlebihan atau kurang,
         tekanan waktu, konflik peran, hubungan kerja dengan atasan atau teman
         kerja yang kurang baik. Gejala stress berupa depresi, anxietas, sakit
         kepala, kelelahan, perubahan perilaku.


SARAN PENCEGAHAN UNTUK DAPAT TERHINDAR DARI BAHAYA KESELAMATAN DARI FAKTOR-FAKTOR TERSEBUT DI ATAS

     1.     Faktor kimia
Bahan kimia adalah bahan yang berbahaya dapat menyebabkan kebakaran, peledakan. Oleh karena itu kepada pekerja laboratiorium di haruskan mengenal bahaya dari bahan kimia yang digunakan dan mengikuti prodosedur kerja yang benar.
Untuk menghindari bahaya bahaya yang tersebut diatas di bawah ini hal yang perlu dilakukan adalah:

a.      Untuk menghindari Kebakaran
Disetiap laboratorium seharusnya tersedia air. Jangan dekatkan atau jangan meletakkan bahan yang mudah terbakar dekat dengan api seperti bensin, spiritus. Hindari penempatan uap eter, aseton, benzene pada tabung elemeyer yang terbuka karena uap tersebut akan keluar dan bila ada api atau percikan dapat menimbulkan kebakaran

b.     Untuk menghindari Ledakan
Pada pekerjaan yang mengeluarkan panas jangan menggunakan system tertutup pada saat penyulingan atau melakukan reaksi kimia. Gunakan tata cara yang telah ditentukan oleh Standar Operasi Prosedur untuk menghindari terjadinya ledakan/ pecah pada tabung reaksi yang dapat menyebabkan bahaya pada pekerja.

c.      Thermal burn / luka bakar
Bahan kimia organic seperti asam basa, asam halide, feno,  bersifat korosif pada mata dan beracun. Bila tertumpah di atas meja harus segera di bersihkan. Hati hati dengan penggunaan hot plate atau alat-alat yang dalam keadaan sangat panas karena dapat menyebabkan luka bakar bila tersentuh kulit.
    

d.     Penyerapan bahan kimia
Jauhkan bahan kimia dari kulit. Karena penyerapan bahan kimia melalui kulit dapat menyebabkan paparan reaksi alergian serius. Paparan nya berulang – ulang dapat berlanjut ke dermatitis berat. Saat bekerja dilaboratorium disarankan tangan tidak menyentuh wajah atau mata. Selalu gunakan sarung tangan pada saat bekerja dilaboratorium. Hati-hati sarung tangan hanya memberikan perlindungan sementara. Ada beberapa bahan kimia yang permeable oleh karena itu pastikan anda mencuci tangan kembali setelah sarung tangan di buka.
 
e.      Inhalasi bahan kimia
Jauhkan hidung dari bahan kimia. Senyawa seperti asetil chloride akan mengganggu selaput mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru. Sedangkan benzyl chloride dapat menyebabkan iritasi mata yang parah. Gunakan MSDS ( Material safety data sheets) yang tersedia pada DICIS untuk mencari informasi tentang keamanan zat yang digunakan. Gunakan masker penutup hidung selama bekerja.
 
f.       Penelanan bahan kimia
    Yang sering terjadi yaitu tidak sengaja menelan bahan kimia berbahaya dengan menggunakan pipet, makanan yan dimakan tercemar bahan kimia berbahaya. Untuk menghindarinya : pipet yang digunakan di laboratorium harus menggunakan lampu isap untuk mentransfer bahan kimia. Jangan gunakan mulut untuk menghisap bahan kimia. Cucilah tangan sebelum makan atau minum. Janagna makan atau minum di laboratorium. Jangan menggunakan garam, gula, alcohol, bikarbonat yang ada di dilaboratorium untuk dimakan/diminum karena kemungkinan telah terkontaminasi. Peralatan laboratorium jangan digunakan untuk wadah makan. Jangan menyimpan makanan atau minuman bersamaan dengan dengan bahan kimia di dalam satu lemari es. 
   2.     Faktor Biologi
   3.     Faktor Fisik

TINJAUAN PUSTAKA
      1.     Keselamatan kerja laboratorium
2.     Muchtariadi. Keselamatan kerja dilaboratorium. Unpad. Indonesi
3. Yudiani Yuli. Kesehatan dan keselamatan Kerja di laboratorium. Jakarta
4. Sugiharti Sri. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di
     laboratorium. Pusat Litbang Depkes. Jakarta
5.Laboratorium Biosafety Level 3 Balai besar karantina Pertanian Surabaya.
         www.karantinahewansby.org
 6.Nania Evi. Resiko pemejanan formaldehid sebagai bahan pengawet tekstil
         dilingkungan kerja. Bag. Kesehatan Lingkungan FKM USU. Medan. 2004

  7. ChemLab.Keamanan dan keselamatan kerja di lab.http/translate.gooogleusercontent.com

1 comment: