KECELAKAAN KERJA
I.
Pendahuluan
Perkembangan industri di Indonesia
saat ini semakin maju tetapi perkembangan itu belum di imbangi dengan kesadaran
untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar supaya untuk
mencegah kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja belum dilakukan dengan
baik.
Banyak jenis
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari yang ringan sampai dengan berat,
tetapi hal ini tidak dilaporkan secara benar untuk ditindak lanjuti sebagai
upaya pencegahannya.
Pencegahan kecelakaan
dapat dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan kecelakaan yang hampir
terjadi. Dengan menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang
penyebab kecelakaan dan dapat menentukan langkah untuk pencegahannya atau
memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan.
II.
Pengertian dan
teori kecelakaan kerja
Definisi dari
kecelakaan kerja yaitu :
Situasi tidak
terduga yang menimbulkan kerusakan materi, kegagalan, proses produksi, luka
bahkan kematian.
III.
Analisa Sebab
dan akibat kecelakaan
Ada tiga penyebab
utama kecelakaan kerja yaitu :
1. Peralatan kerja
dan perlengkapannya
Tidak
tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja.
2. Tempat kerja
Keadaan tempat
yang tidak memenuhi syarat, seperti
faktor fisik dan faktor kimia yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tidak
diperkenankan.
3. Pekerja
Kurangnya
pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja dan keselamatan kerja serta
kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik.
Kecelakaan ada penyebabnya dan dapat dicegah dengan
mengurangi faktor bahaya yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan, dengan
demikian akar penyebabnya dapat diisolasi dan dapat menentukan langkah untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kembali. Akar penyebab kecelakaan dapat dibagi
menjadi 2 kelompok :
1. Immediate causes
Kelompok ini
terdiri dari 2 faktor yaitu :
a.
Unsafe Acts ( pekerjaan
yang tidak aman ) misalnya penggunaan alat pengaman yang tidak sesuai atau
tidak berfungsi, sikap dan cara kerja yang kurang baik, penggunaan peralatan
yang tidak aman, melakukan gerakan berbahaya.
b.
Unsafe Condition ( lingkungan
yang tidak aman ) misalnya tidak tersedianya perlengkapan safety atau
perlengkapan safety yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang kotor dan
berantakan, pakaian yang tidak sesuai untuk kerja, faktor fisik dan kimia dilingkungan
kerja tidak memenuhi syarat.
2. Contributing
causes
a.
Safety manajemen
system, misalnya instruksi yang kurang jelas, tidak taat pada peraturan, tidak
ada perencanaan keselamatan, tidak ada sosialisasi tentang keselamatan kerja,
faktor bahaya tidak terpantau, tidak tersedianya alat pengaman dan lain-lain.
b.
Kondisi mental
pekerja, misalnya kesadaran tentang keselamatan kerja kurang, tidak ada
koordinasi, sikap yang buruk, bekerja lamban, perhatian terhadap keselamatan
kurang, emosi tidak stabil, pemarah dan lain-lain.
c.
Kondisi fisik
pekerja, misalnya sering kejang, kesehatan tidak memenuhi syarat, tuli, mata
rabun dan lain-lain.
IV.
Pencegahan dan
Penanggulangan Kecelakaan kerja
Pencegahan
kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan :
1.
Pengamatan
resiko bahaya di tempat kerja
Pengamatan
resiko bahaya di tempat kerja merupakan basis informasi yang berhubungan dengan
banyaknya dan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi ditempat kerja.
Ada 2 ( dua )
tipe data untuk mengamati resiko bahaya di tempat kerja
a. Pengukuran resiko kecelakaan, yaitu
mengkalkulasi frekwensi kecelakaan dan mencatat tingkat jenis kecelakaan yang
terjadi sehingga dapat mengetahui hari kerja yang hilang atau kejadian fatal
pada setiap pekerja.
b. Penilaian resiko bahaya, yaitu mengindikasikan sumber
pencemaraan, faktor bahaya yang menyebabkan kecelakaan, tingkat kerusakaan dan
kecelakaan yang terjadi. Misalnya bekerja di ketinggian dengan resiko terjatuh
dan luka yang diderita pekerja atau bekerja di pemotongan dengan resiko
terpotong karena kontak dengan benda tajam dan lain-lain.
2.
Pelaksanaan SOP
secara benar di tempat kerja
Standar
Opersional Prosedur adalah pedoman kerja yang harus dipatuhi dan dilakukan
dengan benar dan berurutan sesuai instruksi yang tercantum dalam SOP, perlakuan yang tidak
benar dapat menyebabkan kegagalan proses produksi, kerusakaan peralatan dan
kecelakaan.
3.
Pengendalian
faktor bahaya di tempat kerja
Sumber
pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat ditentukan oleh proses
produksi yang ada, teknik/metode yang di pakai, produk yang dihasilkan dan
peralatan yang digunakan. Dengan mengukur tingkat resiko bahaya yang akan
terjadi, maka dapat diperkirakan pengendalian yang mungkin dapat mengurangi
resiko bahaya kecelakaan.
Pengendalian
tersebut dapat dilakukan dengan :
a. Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran atau
resiko bahaya yang terjadi akibat proses produksi, mengganti bahan berbahaya
yang digunakan dalam proses produksi dengan bahan yang kurang berbahaya.
b. Engineering Control, yaitu memisahkan pekerja dengan faktor
bahaya yang ada di tempat kerja, membuat peredam untuk mengisolasi mesin supaya
tingkat kebisingannya berkurang, memasang pagar pengaman mesin agar pekerja
tidak kontak langsung dengan mesin, pemasangan ventilasi dan lain-lain.
c. Administrative control, yaitu pengaturan secara
administrative untuk melindungi pekerja, misalnya penempatan pekerja sesuai
dengan kemampuan dan keahliannya, pengaturan shift kerja, penyediaan alat
pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.
4.
Peningkatan
pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja
Tenaga kerja
adalah sumber daya utama dalam proses produksi yang harus dilindungi, untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan perlu memberikan pengetahuan
kepada tenaga kerja tentang pentingnya pelaksanaan keselamatan kerja saat
melakukan aktivitas kerja agar mereka dapat melaksanakan budaya keselamatan
kerja di tempat kerja. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja dapat dilakukan
dengan memberi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada awal bekerja dan
secara berkala untuk penyegaran dan peningkatan wawasan. Pelatihan ini dapat
membantu tenaga kerja untuk melindungi dirinya sendiri dari faktor bahaya yang
ada ditempat kerjanya.
5.
Pemasanngan
peringatan bahaya kecelakaan di tempat kerja
Banyak sekali
faktor bahaya yang ditemui di tempat kerja, pada kondisi tertentu tenaga kerja
atau pengunjung tidak menyadari adanya faktor bahaya yang ada ditempat kerja,
untuk menghindari terjadinya kecelakaan maka perlu dipasang rambu-rambu
peringatan berupa papan peringatan, poster, batas area aman dan lain
sebagainya.
Selain upaya
pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja yaitu :
1. Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang
mungkin terjadi di tempat kerja untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi
lebih parah apabila terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus tersedia di
tempat kerja dan mudah dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan
P3K harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja.
2. Penyediaan peralatan
dan perlengkapan tanggap darurat
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang
tanpa kita sadari seperti terkena bahan kimia yang bersifat korosif yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit / mata atau terjadinya kebakaran, untuk menanggulangi keadaan tersebut perencanaan
dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap darurat di tempat kerja sangat
diperlukan seperti pemadam kebakaran, hidran, peralatan emergency shower, eye
shower dengan penyediaan air yang cukup, semua peralatan ini harus mudah
dijangkau.
V.
Sistem Pelaporan
dan Statistik data Kecelakaan Kerja
Pelaporan dan
statistik data kecelakaan dilakukan dengan penilaian dan analisa kecelakaan
yang ditemukan di tempat kerja, hal ini di tujukan untuk upaya pencegahan
kecelakaan, data ini juga berguna untuk menilai besarnya biaya penggantian
perawatan bagi korban kecelakaan, data ini juga berguna untuk menilai besarnya
biaya penggantian perawatan bagi korban kecelakaan. Adapun tujuan utamanya yaitu
:
1.
Memperkirakan
penyebab dan besarnya permasalahan kecelakaan yang terjadi.
2.
Mengidentifkasi
pencegahan utama yang dibutuhkan.
3.
Mengevaluasi
efektivitas pencegahan yang dilakukan.
4.
Memonitor resiko
bahaya, peringatan bahaya dan kampanye keselamatan kerja.
5.
Mencari masukan
informasi dari pencegahan yang dilakukan.
Informasi
tentang kecelakaan kerja yang harus di catat sebagai berikut :
- Identifikasi dimana kecelakaan terjadi.
- Gambaran bagaimana kecelakaan itu terjadi.
- Penentuan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi.
Informasi ini
harus didokumentasikan dengan benar untuk langkah-langkahpencegahan
selanjutnya. ( Lihat contoh formulir Laporan Kecelakaan Kerja . Hal. : 6 )
Pengumpulan
informasi kecelakaan kerja mempunyai 3 fungsi yaitu :
- Ditempat kerja, data kecelakaan kerja digunakan untuk peringatan bagi tenaga kerja agar berhati-hati saat melakukan aktivitas.
- Di bidang hukum, data ini digunakan untuk membuat peraturan tentang lingkungan kerja dan ketentuan penerapan keselamatan di tempat kerja.
- Di bidang asuransi kecelakaan, data ini berguna untuk menentukan tingkat kecelakaan dan besarnya santunan yang harus diberikan sesuai tingkat kecelakaan yang terjadi.
Contoh Laporan
Kecelakaan Kerja
|
Beberapa Contoh
Jenis Kecelakaan Kerja dan Penanganannya
1.
GIGITAN ULAR
Ketika Anda
digigit ular, penting untuk mengetahui apakah ular tersebut berbisa atau tidak.
Beberapa contoh ular berbisa antara lain
ular derik ( rattle snake ), ular
mulut kapas (cottonmouth/water mocasin),
copperhead, dan ular laut ( coral snake
)
Penanganan : |
1. Buka jalan
pernafasan dan lakukan pernafasan buatan jika diperlukan.
- Usahakan korban tenang ( diam ) untuk memperlambat aliran darah, hal ini akan membantu menghentikan penyebaran bisa.
- Apabila gigitan tersebut terdapat pada lengan atau kaki gunakan alat untuk memperlambat peredaran darah (turkinet ), seperti ikat pinggang atau tali elastis. Ikatkan 5 – 10 cm di atas gigitan dan jangan terlalu kencang. Pastikan anda masih bisa merasakan denyut nadi pada bagian bawah luka, atau selipkan jari anda diabawah ikatan. Darah akan menetes keluar lewat luka gigitan.
- Bila timbul pembengkakan pada daerah yang diikat, pindahkan ikatan 5 - 10 cm menjauh ke atas dari ikatan sebelumnya.
5. Jangan
melepaskan ikatan sampai pertolongan medis datang.
6. Cucilah luka
gigitan dengan menggunnakan sabun dan air.
7. Usahakan tangan
atau kaki yang tergigit tidak bergeser.
- Keluarkan racun dengan cara melukai bagian yang tergigit sedalam 0,25 – 0,5 cm. Jika tersedia perangkat P3K untuk gigitan ular (snake Kit) tersedia gunakan pisau didalamnya, tetapi jika tidak ada gunakan pisau lain yang sebelumnya disterilkan dengan cara dibakar di atas nyala api atau direndam dalam rebusan air mendidih. Buatlah sayatan vertikal sepanjang + 1,25 cm di antara lubang gigitan mengikuti arah panjang lengan atau kaki ( jangan menyilang / menyerong ). Berhati-hatilah sewaktu membuat sayatan dan jangan terlalu dalam, cukup di bawah kulit saja karena dapat merusak jaringan otot, saraf atau tendon pada pergelangan tangan atau kaki.
- Apabila tersedia alat penetralisir racun, keluarkan racun dengan alat tersebut. Jika alat tidak tersedia, sedotlah dengan mulut untuk mengeluarkan racunnya. Jangan menelannya, lanjutkan samapi 30 menit atau lebih. Berkumurlah setelah anda selesai.
PERINGATAN :
Tidak
diperkenankan mengompres luka dengan air dingin atau es, karena akan
memperparah luka.
Perawatan
Lanjutan :
1. Tutupi luka
dengan perban steril atau kain basah.
2. Usahakan korban
tetap tenang dan diam.
3. Bantu korban
dari kemungkinan terjadinya syok.
- Jangan biarkan korban berjalan sendiri kecuali memang sangat diperlukan, berjalanlah pelan-pelan.
- Berikan sedikit minuman pada korban bila ia tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Jangan diberi minum jika korban merasa pusing, mual, tidak stabil, dan tidak sadar.
6. Jangan
memberikan minuman beralkohol pada korban.
- Bawa korban ke rumah sakit, langsung dibawa ke unit gawat darurat. Bila anda mengetahui jenis ular yang menggigit katakan pada paramedis agar dapat memberikan obat atau serum anti racun yang tepat.
2.
MEMAR
Memar adalah
luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena
beberapa hal seperti misalnya akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang
menyebabkan beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan
warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan darah kedalam
jaringan.
Gejala :
1. Terasa sakit.
2. Kulit memerah.
3. Selanjutnya
berubah warnanya menjadi biru atau hijau.
- Terkadang timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan istilah hematoma pada bagian tersebut.
- Akhirnya warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum sembuh dengan sendirinya.
Penanganan :
- Kompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan.
- Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.
- Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area tersebut.
- Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera bawa ke Rumah Sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.
3.
LUKA BAKAR
Tujuan
pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit,
mencegah terjadinya infeksi, mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin
dialami oleh korban.
Pertolongan luka
bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat
mencegah luka pada jaringan di bawahnya lebih parah lagi.
Sebagaimana luka
serius pada umumnya, tindakan pertama yang dapat Anda lakukan adalah menjaga
jalan napas agar korban dapat bernafas dengan lancar.
LUKA BAKAR TINGKAT I
Luka bakar
tingkat I adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya dibagian
luar lapisan kulit. Sebagai contoh kulit terkena sengatan sinar matahari,
kontak langsung dengan objek yang panas seperti air panas atau uap panas. Untuk
luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai dengan melepuh pada kulit.
Gejala :
1. Kemerahan pada
bagian yang terbakar.
2. Bengkak ringan.
3. Nyeri.
4. Kulit tidak
terkoyak karena melepuh.
Penanganan :
- Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin (saputangan yang dicelupkan ke air dingin). Lakukan sampai rasa sakit mengilang.
2. Tutup luka bakar
dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3. Jangan memberi
mentega atau minyak pada luka bakar.
4. Jangan
memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
LUKA BAKAR TINGKAT II
Luka bakar yang
menyebabkan kerusakan pada lapisan dibawah kulit dikategorikan sebagai luka
bakar tingkat II. Contoh luka bakar tingkat II adalah sengatan sinar matahari
yang berlebihan, cairan panas dan percikan api dari bensin atau substansi lain.
Gejala :
1. Kemerahan atau
bintik-bintik/bergaris.
2. Melepuh.
3. Bengkak yang
tidak hilang selama beberapa hari.
4. Kulit terlihat
lembab/becek.
Penanganan :
- Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan handuk kecil, saputangan yang sebelumnya dicelup kedalam air.
2. Keringkan luka
menggunkan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3. Tutup dengan
perban steril untuk menghindari infeksi.
4. Angkat bagian
tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung.
- Segera cari pertolongan medis jika korban menngalami luka bakar disekitar bibir atau kesulitan dalam bernafas. Jangan mencoba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak, semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
LUKA BAKAR TINGKAT III
Luka bakar yang
menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III.
Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan luka bakar akibat tersengat listrik
adalah penyebab utama luka bakar tingkat III.
Gejala :
1. Daerah luka
tampak berwarna putih.
2. Kulit hancur.
3. Sedikit nyeri
karena ujung syaraf telah rusak.
PERINGATAN
1. Jangan
melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2. Jangan memberi
es atau air es pada luka karena hal ini dapat menyebabkan reaksi syok.
3. Jangan mengolesi
minyak semprotan atau ramuan lainnya pada luka.
Penanganan :
- Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut , bed cover, karpet, jaket atau bahan lain.
- Kesulitan bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya bila luka terdapat pada wajah, leher dan sekitar mulut. Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa kebakaran . lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernafas.
- Tempelkan kain basah atau air dingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka dibagian wajah, tangan dan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu daerah luka.
- Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih, atau bahan lain yang dapat anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas/kapuk.
- Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan walaupun lukanya tidak terlalu besar.
Perawatan lanjutan :
- Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ jantung bila memungkinkan.
2. Jangan
membiarkan korban berjalan sendiri.
- Apabila bagian yang terbakar adalah muka atau leher, beri bantal dibagian kepalanya, kemudian periksa apakah ia punya masalah atau kesulitan dalam bernafas.
4. Tindakan untuk
korban Syok :
a. Biarkan korban
berbaring walaupun bagian yang terbakar adalah muka atau leher.
b. Naikan kaki
korban setinggi 25 - 30 cm, kecuali bila korban tidak sadarkan diri atau
terluka pada bagian leher, kepala, dada, dan wajah. Korban yang pingsan dengan
luka dibawah muka (rahang) harus ditidurkan dalam posisi miring untuk mencegah
korban tersedak jika sewaktu-waktu ia mengalami muntah. Bila korban kesulitan
dalam bernafas, tengadahkan kepalanya untuk membantu melancarkan jalan nafas.
c.
Bila rasa sakit bertambah, turunkan lagi kakinya.
d.
Selimuti korban supaya lebih nyaman, tetapi jangan terlalu
panas, bila mungkin taruhlah selimut dibawahnya.
e.
Bila pertolongan medis belum datang setelah 2 jam
kemudian, berikan minuman atau cairan dengan sedikit garam.
f.
Jangan memberi
minum korban jika ia pingsan
g.
Usahakan korban
setenang mungkin untuk menghindari syok.
LUKA BAKAR KARENA BAHAN KIMIA
Penanganan :
- Cuci area yang terkena bahan kimia dengan air mengalir paling tidak selama 5 menit. Kecepatan dan banyaknya air yang mengucur sangatlah penting dalam mencegah perluasan luka, gunakan air kran, shower atau air mnegucur lainnya.(jangan terlalu deras tekanan airnya)
2.
Bersihkan pakaian di daerah luka sambil tetap dikucuri
air.
- Lihat label pada bahan kimia dan perhatikan apakah ada petunjuk yang tertera untuk penanggulangan luka bakar akibat bahan kimia tersebut.
4.
Tutupi luka dengan menggunakan perban steril atau kain
bersih.
- Bawa korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan minyak, semprotan, anti septik, atau ramuan lainnya. Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang terbaik untuk mengurangi rasa sakit.
5.
TERSENGAT LISTRIK
Apabila anda adalah orang pertama kali melihat
korban, penting bagi anda untuk bersikap waspada dan tenang. Jangan menyentuh
korban pada saat listrik masih menyala karena anda beresiko tersengat juga.
Penanganan :
1. Jika mungkin
matikan sumber listrik atau susruhlah orang lain untuk mematikannya.
- Sangat penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati. Pakailah alas kaki kering seperti koran, papan, selimut, matras karet atau baju kering.
- Angkat korban dengan menggunakan papan kering, kayu atau tariklah korban dengan papan yang disodorkan pada bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari besi dan bahan yang basah. Jangan menyentuh korban hingga ia terbebas dari sengatan.
|
1. Pastikan korban
tidak diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
2. Tengadahkan
kepala korban dengan meletakan telapak tangan pada dahi dan jari tangan lain
mendorong ke atas bagian dagu korban.
3. Pencet hidung
korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam,
letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4. Hentikan tiupan
bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban,
kemudian dekatkan telinga anda kehidung korban untuk mendengarkan embusan
napasnya.
5. Perhatikan dada
korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6. Ulangi prosedur
pemberian napas buatan ini sampai kkorban benar-benar dapat bernapas sendiri.
6.
LUKA PADA MATA
LUKA KARENA BAHAN KIMIA
Peringatan
Luka bakar pada
mata yang disebabkan oleh zat kimia adalah hal yang sangat serius dan dapat
menyebabkan kebutaan bila penanganan tidak segera dilakukan. Kecepatan
membersihkan bahan kimia menentukan tingkat kerusakan. Kerusakan mata akibat
terkena bahan kimia terjadi 1 – 5 menit setelah kejadian.
Penanganan :
- Sebelum dibawa ke dokter, bersihkan mata dengan menyiram air dingin atau air yang mengalir selama 10 menit untuk membersihkan bahan kimia yang menempel pada mata. Gunakan susu bila tidak tersedia air. Letakkan kepala korban di bawah air kran, kucuran kran usahakan sampai menyentuh mata sehingga bahan kimia tadi tidak sampai memengaruhi mata.
- Metode lain adalah dengan mencelupkan mata ke wadah yang berisi air, mata dikedip-kedipkan supaya terbebas dari bahan kimia.
- Setelah tahap pembersihan denmgan air selesai, tutupi mata menggunakan perban atau kain bersih.
4. Jangan biarkan
korban menggosok mata.
5. Bawa korban ke
unit gawat darurat dengan segera.
LUKA TERKENA BENDA TUMPUL
Luka pada mata
yang disebabkan karena hantaman benda tumpul dapat terjadi dapat sewaktu-waktu.
Misalnya saja terkena tendangan bola atau terkena tinju pada saat berolahraga.
Kondisi seperti ini membutuhkan pertolongan medis walaupun kelihatannyatidak
begitu membahayakan tetapi ada kemungkinan terjadi perdarahan dalam pada mata.
Penanganan :
1. Kompres dengan
air dingin atau es pada mata yang terluka.
2. Sarankan korban
untuk tiduran dengan mata tertutup.
3. Bawa ke dokter.
BENDA ASING MASUK KE MATA
PERHATIAN
Jangan sekali kali mengeluarkan benda
tumpul yang menancap pada mata, perhatikan segera dibawah ini. Benda –benda
asing seperti bulu mata, debu, arang atau kotoran yang menempel pada bola mata
dapat dikeluarkan dengan cara hati-hati.
Gejala :
1. Sakit
2. Rasa terbakar
3. Air mata keluar
4. Mata memerah
5. Sensitif
terhadap cahaya
Bila benda asing tadi masih menancap
pada bola mata
Penganan :
- Jangan biarkan korban menggosok mata
- Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum menolong korban.
- Bila benda asing tersebut menancap pada bola mata jangan berusaha mengeluarkannya.
- Pelan-pelan tutup kedua mata untuk mencegah bola mata bergerak yaitu dengan menutupnya memakai kasa / perban steril atau kain basah.
- Bawa ke dokter dengan segera terutama dokter spesialis mata atau rumah sakit bagian gawat darurat.
Bila benda asing tersebut
menempel/melayang pada bola mata atau pada sisi dalam kelopak mata.
Penanganan :
- Jangan biarkan korban menggosok mata.
- Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan.
- Secara perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke arah bawah, diamkan beberapa saat sampai keluar air mata.
- Bila partikel benda tersebut tidak dapat dikeluarkan, gunakan semprotan air yang sebelumnya diisi air hangat, kemudian semprotkan pada mata untuk mengeluarkan benda asing.
- Bila tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas perlahan-lahan, bila benda asing tersebut terlihat di bawah kelopak mata, angkat dengan menggunakan air bersih, sapu tangan atau tisu.
- Jika partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain bersih dan bawa korban ke dokter atau paramedis dengan segera.
7.
LUKA
LUKA TERBUKA
Luka terbuka
adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi sobekan. Pertolongan untuk korban
luka terbuka meliputi tindakan seperti berikut ini :
- Menghentikan pendarahan.
- Mencegah kontaminasi dan infeksi.
- Mencegah atau penanganan bila terjadi syok.
- Hubungi petugas medis bila luka semakin bertambah parah atau bila korban belum mendapatkan suntikan tetanus selama 5 – 7 tahun terakhir
LUKA PADA DADA
Luka pada daerah
dada dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ paru-paru.
Dimana akan terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada paru-paru
saat bernapas. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius dan membutuhkan
tindakan gawat darurat.
Penanganan :
|
1. Pastikan korban
diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
2.
Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan
pada dahi dan jari tangan yang lain mendorong ke atas bagian dagu korban.
3.
Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda,
kemudian ambil napas dalam-dalam, letakkan mulut anda pada mulut korban yang
terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4.
Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang.
Lepaskan mulut anda dari mulut korban, kemudian dekatkan telinga anda ke hidung
korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
5.
Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun
pertanda ia bernapas.
6.
Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban
benar-benar dapat bernapas sendiri.
LUKA TERSAYAT
Bila perdarahan tidak parah
Penaganan :
1. Cuci tangan anda
dengan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi
pada luka.
2.
bila luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan
langsung pada daerah luka menggunakan oerban steril atau kain bersih.
3.
Ketika perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air
dan sabun untuk membersihkan kotoran yang menempel.
4.
Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot
dalam karena dapat menyebabkan perdarahan lebih serius. Biarkan dokter yang
melakukannya.
5.
Bilas luka dengan air mengalir.
6.
Keringkan luka dengan air
perban steril atau kain bersih.
7.
Jangan mengoleskan salep,
obat-obatan anti septic atau ramuan obat lain sebelum berkonsultasi dengan
dokter.
8.
Tutupi luka dengan
pembalut steril, bila luka sayatan terbuka lebar ( menganga ), gunakan pembalut
bentuk kupu-kupu atau pita untuk menyatukan luka.
9.
Hubungi pertolongan medis
bila terjadi :
-
Luka semakin parah
-
Perdarahan tidak berhenti
-
Luka disebabkan oleh objek
benda kotor
-
Ada
kotoran yang masu k ke dalam luka
-
Ada
tanda-tanda infeksi seperti korban merasa demam, kemerahan, pembengkakkan,
bernanah, dan daerah sekitar luka terlihat merah
-
Korban tidak mendapatkan
suntikan tetanus selama beberapa tahun terakhir
10.
Bila pertolongan medis
belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan bagian
yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai
pertolongan datang.
LUKA
TERTUSUK
Luka tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk
banda-banda tajam. Luka biasanya kecil dan dalam dengan sedikit perdarahan.
Namun hal ini justru meningkatkan resiko infeksi karena kuman yang ada sulit
dibersihkan.
Penanganan :
1.
Cuci tangan anda dengan
air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada
luka.
2.
Periksa kembali apakah ada
sebagian benda yang menusuk korban tertinggal dalam jaringan kulit.
3.
Jangan mengeluarkan
kotoran yang masuk ke jaringan otot lebih dalam karena dapat menyebabkan
perdarahan lebih serius dan biarkan dokter yang melakukannya.
4.
Luka tusukan yang tidak
terlalu parah dengan objek benda tertinggal pada permukaan kulit dapat
dikeluarkan menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan merebusnya
atau dipanaskan di atas api selama beberapa menit.
5.
Untuk menghindari
kontaminasi kuman yang ikut masuk pada jaringan kulit, pencet secara perlahan
pinggir luka sampai darah keluar.
6.
Bila luka tusukan kecil,
cucilah luka dengan sabun dan air yang mengalir.
7.
Tutup luka dengan perban
steril atau kain bersih.
8.
Lakukan pertolongan untuk
korban syok bila diperlukan.
9.
Bila pertolongan medis
belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan bagian
yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai
pertolongan datang.
LUKA
GORESAN ATAU TERGARUK
Luka goresan dapat dengan mudah menjadi infeksi bila
permukaan kulit bagian luar terbuka dan mengalami kerusakan.
Penanganan :
1.
Cuci tangan anda dengan
air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada
luka.
2.
Cuci bagian luka dengan
sabun untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada luka, gosok secara
perlahan.
3.
Jangan mengobati luka
sendiri tanpa persetujuan dokter.
4.
Luka goresan kecil tidak
perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat lebar tutup dengan kain bersih.
5.
Periksa kembali jika
terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, pembengkakan, dan
bernanah. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak. Tutup
luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
6.
Hubungi petugas medis atau
dokter apabila luka yang terjadi lebar dan dalam. Ada kemungkinan perlu mendapat suntikan
tetanus.
LUKA
TERTUTUP
Luka seperti ini tidak dapat dilihat dari luar permukaan kulit dan tidak terlihat adanya
goresan pada kulit.
Gejala :
1.
Terasa sakit pada bagian
yang terluka.
2.
Korban muntah berwarna merah
kehitaman seperti kopi.
3.
Batuk-batuk disertai darah
keluar berwarna merah terang.
4.
Tinja berwarna gelap atau
ada bercak darah berwarna merah terang.
5.
Pada urin yang keluar
mengandung sel-sel darah merah.
6.
kulit terlihat pucat.
7.
Kulit tubuh lembap dan
terasa dingin.
8.
Denyut nadi cepat tetapi
susah diraba.
9.
Napas cepat.
10.
Pusing.
11.
Bengkak.
12.
Tidak dapat beristirahat.
13.
Merasa haus.
Penanganan :
1.
Buka jalan perbapasan dan
lakukan pernapasan buatan bila diperlukan.
2.
Hubungi segera petugas
medis.
Perawatan Lanjutan
:
1.
Usahakan korban dalam
posisi tidur dan tenang.
2.
Bila korban muntah,
miringkan kepala untuk mencegah tersedak.
3.
Bila korban kesulitan dalam bernapas, letakkan
bantal dibawah bahu.
4.
Perioksa bila ada luka
seperti luka patah tulang misalnya.
5.
Usahakan korban sehangat
mungkin.
6.
Jangan memberi sesuatu
pada korban seperti makan atau minum.
7.
Pastikan korban untu
bersikap tenang, karena hal ini berperan penting dalam kelancaran pada
pertolongan.
8.
Bila korban terpaksa
dipindahkan, lakukan dengan didampingi oleh asisten medis yang sudah
berpengalaman. Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.
Sumber : dari berbagai sumber
Terimakasih informasinya
ReplyDelete